Banjir bandang merupakan bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Setiap kali bencana Banjir Bandang terjadi, bencana ini membawa dampak yang sangat besar terhadap sektor Ekonomi, Pendidikan, dan kesehatan masyarakat
“BB-EWS”
(Banjir Bandang Early Warning System)
Banjir bandang merupakan bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Hal ini diakibatkan oleh kontur permukaan alam Indonesia yang cenderung berbukit-bukit. Dan diperparah dengan laju pengundulan hutan yang semakin memprihatinkan. Banjir bandang selalu berdampak kepada hampir semua sector kehidupan masyarakat. Seperti pendidikan, ekonomi, bahkan kesehatan masayarakat daerah tersebut. Pendidikan di daerah bencana tersebut akan terhenti sampai kondisi daerah tersebut bisa normal kembali. Tetapi jika bencana tersebut menerjang sarana pendidikan, kegiatan belajar mengajar di daerah tersebut akan lama untuk bisa berjalan normal kembali.dan setiap kali bencana banjir bandang datang, bencana tersebut selalu menimbulkan kerugian yang sangat besar. Bahkan dibeberapa kejadian sampai menelan korban jiwa. Sebut saja banjir bandang yang terjadi di kota Padang tahun 2012, dilaporkan bahwa 3 orang meninggal jiwa akibat bencana tersebut. Selain itu pada banjir bandang di manado tahun 2014 menyebabkan 18 jiwa meninggal dunia dan kerugian yang ditaksir mencapai Rp. 1,87 Triliun. Bahkan setelah bencana tersebut berlalu, bukan berarti ancaman dari bencana telah selesai. Ancaman penyakit seperti Diare dan penyakit setelah bencana pun akan mulai menghantui masyarakat yang berhasil selamat apalagi bagi balita dan orang lanjut usia di daerah tersebut.
Banjir bandang dapat dicegah dengan memperbaiki sektor hulu sungai. Penanaman hutan kembali merupakan solusi yang cukup ampuh untuk menangani banjir bandang tersebut. Akan tetapi, penanaman hutan tersebut butuh waktu untuk bisa mengembalikan hutan menjadi seperti semula. Jika hujan dihulu sungai, sementara hutan sebagai penahan air tidak ada, maka banjir bandang akan menerjang masyarakat yang ada di sepanjang aliran sungai.
Selain penanaman hutan, untuk mencegah kerugian yang amat besar dan timbulnya korban jiwa, pembangunan sistem peringatan bencana banjir bandang sangat perlu dibuat. Sistem ini bertujuan untuk memberitahu bagaimana keadaan di hulu sungai. Karena terkadang di hulu sungai terjadi hujan lebat, sementara di hilir sungai cuaca malah cerah. Ini membuat masyarakat abai akan bencana banjir bandang. Masyarakat baru mengetahui bencana banjir bandang saat bencana tersebut telah menerjang pemukimamnya. Dengan adanya sistem ini, diharapkan masyarakat dapat mengetahui bencana banjir bandang lebih awal. Sehingga masyarakat dapat lebih bersiap terhadap bencana yang akan datang menimpanya. Selain sebagai peringatan awal bagi masyarakat, sistem ini berfungsi sebagai monitoring keadaan hulu sungai bagi orang-orang atau lembaga yang terkait dengan pelestarian alam dan penanggulangan bencana.
II. TUJUAN PROYEK
II. METODOLOGI
Gambar 2.1 Skematik Rangkaian
Gambar 2.2 Rangkaian Hardware
Penjelasan skematik rangkaian :
Pada skematik ini menggunakan Board Arduino atau Sistem minimum lainnya, system ini menggunakan 3 jenis sensor yang berfungsi untuk mengamati kondisi lingkungan disekitar object, sensor yang digunakan terdiri atas sensor DHT11 yang di gunakan untuk mendapatkan suhu dan kelembapan lokasi hulu sungai, sensor LDR digunakan sebagai penghitung intensitas cahaya pada hulu sungai dan juga sensor Hujan yang digunakan untuk mendekteksi kondisi hujan di lokasi hulu sungai dan kemudian setiap kondisi yang telah di peroleh akan dikirim ke sebuah gateway yang terdapat pada lokasi penduduk terdekat yang juga memiliki koneksi internet didaerah tersebut, komunikasi antara sensor dan gateway akan menggunakan NRF24l01 sebagai pengirim dan penerima data dengan memanfaatkan sinyal radio 2.4 Ghz. Setelah data yang telah dikirim ke gateway berhasil diterima, maka gateway akan meneruskan data ke server menggunakan modul ESP8266 sebagai perantara antara Sistem minimum dan internet.
b. rancangan software
Hardware yang telah dirancang kemudian diprogram dengan menggunakan Arduino IDE, sehingga setiap sensor dan modul dapat saling bekerja sesuai dengan fungsi yang telah dirancang, disini sensor DHT11 menggunakan pin Digital sebagai input data suhu dan kelembapan, untuk sensor hujan sistem menggunakan pin analog sehingga system dapat menghitung berapa hambatan hujan yang tertampung oleh sensor hujan, selanjutnya untuk intensitas cahaya kita menggunakan LDR yang terhubung ke pin Analog Arduino. Selanjutnya arduino akan mengirimkan data ke gateway dengan menggunakan komunikasi ISP ke modul NRF24l01, selanjutnya dari gateway ke server melalui modul ESP8266 dengan menggunakan komunikasi serial, modul ini di gunakan sebagai penghubung antara arduino dengan access point di lokasi penduduk terdekat.
Gambar 2.3 Rancangan Pemrograman Hardware
Gambar 2.4. Tampilan Aplikasi BB-EWS
III. TIME FRAME
IV. BUDGET
1. arduino : 350.000
2. DHT 11 : 50.000
3. Kabel Jumper : 40.000
4. LDR : 5000
5. Modul ESP8266 : 100.000
6. Sensor Hujan : 30.000
7. Akrilik : 50.000
8. Adapter : 50.000